Sistem Pencatatan Persediaan ~ Matematika Akuntansi -->

Monday, August 29, 2016

Sistem Pencatatan Persediaan

Hallo guys ???
Kali ini gue bakalan berbagi materi tentang Sistem Pencatatan Persediaan. Yo simak !
Terdapat dua sistem pencatatan persediaan barang dagang untuk menilai persediaan akhir (ending invontary) dan harga pokok penjualan (cost of goods sold), yaitu sistem pencatatan persediaan periodik (periodic inventory system) dan sistem pencatatan persediaan perpetual (perpetual inventory system). Simak uraian berikut !

a. Sistem Pencatatan Persediaan Periodik (periodic inventory system)

Pencatata persediaan sistem periodik (periodic inventory system) disebut juga pencatatan sistem (physical system), karena perhitungan jumlah nilai persediaan hanya akan diketahui pada akhir periode untuk penyiapan  pembuatan laporan keuangan. Akun persediaan akan diperbaharui nilainya hanya pada akhir periode saja sebelum penyusunan laporan keuangan, melalui perhitungan fisik persediaan (stock opname) di gudang.
Sistem ini terutama digunakan oleh perusahaan yang menjual berbagai macam produk yang harga satuannya relatif kecil, sehingga untuk menghitung harga pokok pejualan perunit sulit dilakukan. Oleh karena itu, harga pokok penjualan dihitung setiap akhir periode setelah barang dihitung secara fisik.
Perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan periodik adalah sebagai berikut :
  1.  Tidak ada pencatatan pada akhir persediaan.
  2. Beban angkut pembelian akan didebet pada akun beban angkut pembelian
  3. Pembelian barang dagang secara tunai didebet pada akun pembelian, dan dikredit pada akun kas, Jika pembelian secara kredit, dicatat pada akun utang dagang.
  4. Retur dan potongn pembelian akun kredit ke akun retur dan potongan pembelian
  5. Potongan tunai pembelian akun dikredit ke akun potongan tunai pembelian
  6. Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan dihitung pada akhiir periode setelah melakukan perhitungan fisik dari penilaian persediaan akhir.

 b. System Pencatatan Persediaan Perpetual (Perpetual Inventory System)

Pencatatan persediaan sistem perpetual (terus menerus) merupakan perhitungan jumlah dan nilai persediaan yang dilakukan secara tereus menerus setiap kali terjadi transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagang. Dengan sistem pencatatan perpetual, jumlah persediaan barang dagang bisa setiap saat diketahui.
Saat ini sangan sedikit prusahaan yang menerapkan system perpetual, kecuali untuk prusahaan kecil yang mempunyai barang-barang tertentu secara eceran dengan harga yang murah, seperti permen dan korek api.
Perlakuan akuntansi untuk sistem pencatatan persediaan perpetual adalah sebagai berikut :
  1. Pembelian barang dagang akan didebet pada akun persediaan.
  2. Beban angkut pembelian akan didebet ke akun persediaan
  3. Retur pembelian akan dikredit ke akun persediaan
  4. Potongan pembelian akan dikredit ke akun persedian
  5. Beban pokok penjualan atau harga pokok penjualan diakui bersama dengan pengakuan penjualan dan akun persediaan akan dikredit.
  6. Akun persediaan adalah akun pengendali yang didukung dengan buku besar pembantu untuk setiap jenis persediaan.
Pada dasarnya setiap barang dagang adalah Barang Kena Pajak (BKP), oleh sebab itu jika penjualan termasuk Pengusaha Kena Pajak (PKP), setiap prusahaan / penjualan BKP wajib memungut PPN dari pembeli sebasar 10% dari harga barang. Demikian juga jika yang diserahkan termasuk barang mewah, penjualan wajib memungut PPnBM sesuai tarif yang berlaku.
Adapun perlakuan PPN tersebut bagi penjual adalah sebagai kewajiban yang dicatat dengan mengkredit akun PPN keluaran (VAT Out), sedangkan untuk PPnBM. Bagi pembeli, PPN disebut PPN masukan dengan perlakuan sebagai berikut :
  1. Jika pembeli belum termasuk PKP, maka nilai PPN tersebut ditambahkan ke dalam harga beli barang.
  2. Jika pembeli termasuk PKP, maka nilai PPN dicatat dengan mendebet akun PPN masukan dan mengkredit akun PPN keluaran yang dipungut ktika menyerahkan / menjual BKP.
  3. Jika barang yang dibeli termasuk barang mewah, maka nilai PPnBM ditambahkan ke dalam harga beli barang
Apabila terjadi retur penjualan, maka selain mendebet akun retur penjualan, penjualan harga juga akan mendeber akun PPN keluara sebesar 10% dari harga barang yang dikembalikan. Dengan sebaliknya, jika pembeli merupakan PKP, maka di samping mengkredit akun retur pembelian (pada metode fisik) atau akun persediaan (pada metode perpetual), juga akan mengkredit akun PPN masukan sebesar 10% dari harga barang. Perbedaan antara kedua sistem pencatatan tersebut, tersaji pada tabel berikut.
Nah segini dulu ya artikel dari saya. Artikel ini saya kutip dari buku Modul Akuntansi 2B untuk SMK dan MAK karangan Dwi Harti
Akhir kata wassalamualaikum wr. wb.

Jika ingin bertanya secara privat, Silahkan hubungi no 085709994443 dan untuk berkomentar silahkan klick link di bawah ini 👇